Pages

10 Feb 2013

Warna dan Daya Tahan Henna


Bagaimana Warna Dan Daya Tahan Henna ?



Henna yg dibuat dari bahan daun henna/pacar alami, tanpa tambahan pewarna, warna pada saat pemakaian coklat tua, setelah dikelupas akan tergantung sifat kimia kulit pemakai, ada yg jadi coklat tua, coklat kemerahan, sampe coklat orange.

Aman untuk kulit, tanpa khawatir bagi yang beragama muslim tetap bisa digunakan untuk shalat.


Setelah Mehndi/Henna dilepas, akan tinggal warna orange-kuning di kulit, warna ini akan berubah semakin gelap (ber oksidasi ) menjadi reddish-brown (coklat kemerahan) dalam waktu 48 jam.

Hindari kontak dengan air sedapat mungkin selama 24 jam pertama setelah Mehndi/Henna dilepas, karena bisa mengganggu proses oksidasi dan penggelapan dari Mehndi/Henna.

Warna akhir akan tergantung pada sifat kimia di kulit/tubuh pemakai, warna lebih gelap didapat jika dipasang di tangan dan kaki.
Henna alami tidak akan pernah membuat warna ungu, biru atau hitam. Henna yg membuat kulit berwarna selain reddish-brown (coklat kemerahan) pasti mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan kulit . 

Gunakan hanya henna alami/ natural /herbal.

Semakin lama henna terpasang di kulit , semakin gelap warna yg diperoleh dan semakin tahan lama.Pada tangan dan kaki akan tahan sekitar 1- 3 minggu, pada area lain sekitar 3-10 hari. Seiring dengan kulit yg ber-regenerasi, henna akan hilang perlahan.

Utk mendapatkan hasil yg memuaskan, pakai henna minimal 6 jam, usahakan area yg memakai henna agak hangat.

Utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, sebelum melepas Mehndi/Henna, didihkan air pada panci atau ketel sehingga keluar uap. Uapi area tangan/kaki yg dipasang Mehndi/Henna. Bisa juga menggunakan panas dari hair dryer.


------------------------------------------------------------------------------------------------


WARNA DAN DAYA TAHAN HENNA DI KULIT 


Banyak faktor mempengaruhi warna dan daya tahan henna di kulit, berikut beberapa faktor diantaranya :

-Kebersihan kulit yg akan dipasang henna.
Minyak, lotion, sun block, dan keringat menjadi hambatan yang akan mencegah henna menghasilkan warna gelap yg maximum.

-Bagian tubuh yg di pasang henna.
Warna di bagian tubuh yg berkulit tebal akan lebih baik dari bagian yg berkulit tipis. Biasanya telapak tangan dan tumit adalah bagian terbaik, semakin jauh dari area tersebut maka warna yg dihasilkan semakin terang.

-Berapa lama henna paste dibiarkan di kulit.
Semakin lama semakin baik. Disarankan minimum 4 jam sampai semalaman. Utk mencegah Henna kering dan rontok terlalu cepat dan utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, campur 3 sendok air lemon dan 1 sendok gula, aduk rata, pada saat hampir kering, ambil kapas/tissue/cotton bud celupkan dalam campuran tadi, dan oleskan pada Mehndi/Henna di tangan/kaki. Lakukan 2-3 kali. Hati-hati jangan sampai merusak desain Mehndi/Henna yg dipasang. Bisa juga menggunakan semprotan yg diisi campuran tadi.

-Suhu badan merupakan faktor penting dalam pelepasan zat pewarna henna.
Orang dengan suhu tubuh lebih tiggi akan mendapatkan warna yg lebih bagus. 
Utk menambahkan panas bisa dilakukan dengan membungkus area yg dipasang henna dengan kertas tissue toilet.

-Bagaimana melepaskan henna yg sudah kering.
Jangan gunakan air utk melepaskan henna yg sudah kering. Bisa di kerik dan dibantu henna oil atau oilve oil. 

-Bagaimana perawatan setelah henna di lepas.
Hindari bersentuhan dengan air selama mungkin. Juga hindari semua bahan yg bisa mengelupaskan sel kulit spt chlorinated water, salt water, cleaners, face wash, smoothing lotions.

29 Jan 2013

28 Jan 2013

Cara Menghilangkan Bekas Henna


Henna mengandung molekul pewarna, Lawsone, yg juga dikenal sebagai hennotannic acid. 
Molekul inilah yg menembus bagian atas kulit dan mewarnai sel-sel kulit bagian atas.

Karenanya utk menghilangkannya, dilakukan cara2 utk mempercepat sel-sel kulit mengelupas , 
berikut beberapa cara yg bisa dicoba :


-Bila henna baru dipasang, segera cuci dengan air agar henna tidak menyerap ke lapisan kulit.


-Beri exfoliating cream atau shower gel di kulit yg di pasang henna .
Gunakan sikat utk kulit/loofah utk menggosok nya. Gunakan air hangat.


-Rendam kulit yg memakai henna di air hangat, bisa dicampur sabun utk waktu yg lama,lakukan secara periodic. Mandi dengan air hangat juga bisa membantu. 


-Berenang di air yg mengandung klorine bisa mempercepat pemudaran henna di kulit,karena klorine mengeringkan kulit.


-Campur 1 bagian air dan 1 bagian garam dalam mangkuk besar.
Rendam tangan/kaki yg ber henna selama 15 menit. 
Lakukan beberapa kali dalam sehari.


-Jika henna tidak dibagian tangan/kaki yg bisa direndam, campur 1 bagian air dan 1 bagian garam dalam mangkuk kecil. 
Rendam kain bersih dalam mangkuk tsb.
Peras kain dan taruh di bagian ber henna selama 20-30 menit.
Bilas dengan air dan keringkan dengan handuk. 



Sumber : 
http://www.ehow.com

*sumber dari www.Hennaclubindonesia.Blogspot.in

Cara Menyimpan Henna Paste


 How to Store Henna Paste


When you want to store the henna paste, make certain you protect it from air, light and heat.

Place your henna paste in a glass jar or plastic container with a lid, or wrap it tightly in aluminum foil.

Store the jar or foil with henna paste in your refrigerator if you plan to use it in a few days. Although the henna paste will begin to degrade in the refrigerator, the process occurs slowly and will not affect the henna's staining or dieing properties if you use it within three or four days.

Freeze the henna paste if you want to use it after four days or if you want to store an extra amount of henna paste for a longer time. The paste will last for three months or longer. When the time comes to use the henna paste, just thaw and use it.

Refreeze the henna paste in the foil or glass jar if necessary. This will keep the paste fresh for the next time you need it.

Thaw frozen henna paste at room temperature for about 1 to 6 hours. Mix the paste well before using it, since thawing the paste causes it to separate.

Never heat frozen henna paste to thaw it. Heating destroys the henna and its staining capabilities.



ID--Jika ingin menyimpan henna paste, pastikan terlindung dari udara, cahaya dan panas.

Masukkan henna paste dalam toples kaca atau kontainer plastik yg mempunyai tutup, atau bungkus rapat dengan aluminium foil.

Simpan toples atau foil tsb dalam lemari es jika berencana utk menggunakannya dalam beberapa hari lagi. Walaupun henna paste akan berdegredasi dalam lemari es, namun prosesnya akan berjalan lambat dan tidak akan mempengaruhi kualitas warna henna jika dipakai dalam 3 atau 4 hari. 

Bekukan henna paste jika ingin digunakan lebih dari 4 hari atau jika ingin menyimpan sejumlah besar henna paste utk waktu yg lama. Paste akan tahan selama 3 bulan atau lebih lama lagi. Jika ingin digunakan tinggal dicairkan.

Bekukan lagi henna paste dalam foil atau toples jika diperlukan. Ini akan menjaga paste tetap fresh utk digunakan lain waktu.

*sumber dari www.Hennaclubindonesia.Blogspot.in

Cara Mencairkan Henna Paste Beku


Bagaimana Cara Mencairkan Henna Paste Beku ?

Henna paste sisa bisa disimpan di kantong kedap udara dalam freezer,
dan bisa bertahan sampai berbulan-bulan.

Jangan pernah memanaskan henna paste utk mencairkannya. Panas akan menghancurkan henna dan kualitas warnanya.


Utk mencairkan nya bisa dicoba cara2 berikut :

Cara 1 :
Keluarkan henna paste beku dari freezer. Sebelum digunakan, taruh kantong dalam mangkuk plastik dan diamkan beberapa jam sampai henna mencapai suhu ruangan.

Cara 2 :
Isi mangkuk plastik dengan air panas (tapi jangan air mendidih). Taruh kantong berisi henna paste beku dalam mangkuk. Henna akan siap digunakan dalam setengah jam.

Cara 3 :
Pindahkan kantong berisi henna paste beku dari freezer ke bagian non freezer jika henna ingin digunakan keesokan harinya. Diamkan kantong dalam kulkas selama semalam. Esok hari nya keluarkan kantong dari kulkas dan biarkan di suhu ruangan sebelum digunakan. 


Tips :

Cairkan henna paste beku pada suhu ruangan sekitar 1 sampai 6 jam. Aduk rata paste sebelum digunakan, karena pencairan menyebabkan paste akan memisah.

Aduk henna yg telah dicairkan dengan sedikit air hangat jika dirasa henna paste terlalu kental. Tambahkan air sesendok dan aduk , ulangi lagi, sampai didapat kekentalan yg diinginkan.



Sumber : 
http://www.ehow.com

*sumber dari www.Hennaclubindonesia.Blogspot.in

Cara memakai Mehndi/Henna/Pacar/Innai utk kulit :




1.Pegang cone/kerucut ditangan kanan, dengan lembut tekan isi ke tangan/ kaki utk membuat pola yg diinginkan.

2.Usahakan tangan/kaki pada posisi horizontal dan biarkan Mehndi/Henna mengering.

3.Utk mencegah Mehndi/Henna kering dan rontok terlalu cepat dan utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, campur 3 sendok air lemon dan 1 sendok gula, aduk rata, pada saat hampir kering, ambil kapas/tissue/cotton bud celupkan dalam campuran tadi, dan oleskan pada Mehndi/Henna di tangan/kaki. Lakukan 2-3 kali. Hati-hati jangan sampai merusak desain Mehndi/Henna yg dipasang. Bisa juga menggunakan semprotan yg diisi campuran tadi.

4.Utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, sebelum melepas Mehndi/Henna, didihkan air pada panci atau ketel sehingga keluar uap. Uapi area tangan/kaki yg dipasang Mehndi/Henna. Bisa juga menggunakan panas dari hair dryer.

5.Idealnya Mehndi/Henna dilepas setelah 6-12 jam (bisa dipasang malam sebelum tidur), namun bisa juga dilakukan setelah 2-4 jam, untuk melepas Mehndi/Henna jangan gunakan air apalagi sabun, gunakan paper towel /vegetable oil(corn,olive,canola)/air lemon, gosok dan lepas perlahan Mehndi/Henna yg sudah kering di tangan/kaki sampai bersih.

Setelah Mehndi/Henna dilepas, akan tinggal warna orange-kuning di kulit, warna ini akan berubah semakin gelap (ber oksidasi ) menjadi reddish-brown (coklat kemerahan) dalam waktu 48 jam.

Warna akhir akan tergantung pada sifat kimia di kulit/tubuh pemakai, warna lebih gelap didapat jika dipasang di tangan dan kaki.

Hindari kontak dengan air sedapat mungkin selama 24 jam pertama setelah Mehndi/Henna dilepas, karena bisa mengganggu proses oksidasi dan penggelapan dari Mehndi/Henna.

Warna dan Daya Tahan Henna


Bagaimana Warna Dan Daya Tahan Henna ?



Henna yg dibuat dari bahan daun henna/pacar alami, tanpa tambahan pewarna, warna pada saat pemakaian coklat tua, setelah dikelupas akan tergantung sifat kimia kulit pemakai, ada yg jadi coklat tua, coklat kemerahan, sampe coklat orange.

Aman untuk kulit, tanpa khawatir bagi yang beragama muslim tetap bisa digunakan untuk shalat.


Setelah Mehndi/Henna dilepas, akan tinggal warna orange-kuning di kulit, warna ini akan berubah semakin gelap (ber oksidasi ) menjadi reddish-brown (coklat kemerahan) dalam waktu 48 jam.

Hindari kontak dengan air sedapat mungkin selama 24 jam pertama setelah Mehndi/Henna dilepas, karena bisa mengganggu proses oksidasi dan penggelapan dari Mehndi/Henna.

Warna akhir akan tergantung pada sifat kimia di kulit/tubuh pemakai, warna lebih gelap didapat jika dipasang di tangan dan kaki.
Henna alami tidak akan pernah membuat warna ungu, biru atau hitam. Henna yg membuat kulit berwarna selain reddish-brown (coklat kemerahan) pasti mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan kulit . 

Gunakan hanya henna alami/ natural /herbal.

Semakin lama henna terpasang di kulit , semakin gelap warna yg diperoleh dan semakin tahan lama.Pada tangan dan kaki akan tahan sekitar 1- 3 minggu, pada area lain sekitar 3-10 hari. Seiring dengan kulit yg ber-regenerasi, henna akan hilang perlahan.

Utk mendapatkan hasil yg memuaskan, pakai henna minimal 6 jam, usahakan area yg memakai henna agak hangat.

Utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, sebelum melepas Mehndi/Henna, didihkan air pada panci atau ketel sehingga keluar uap. Uapi area tangan/kaki yg dipasang Mehndi/Henna. Bisa juga menggunakan panas dari hair dryer.


------------------------------------------------------------------------------------------------


WARNA DAN DAYA TAHAN HENNA DI KULIT 


Banyak faktor mempengaruhi warna dan daya tahan henna di kulit, berikut beberapa faktor diantaranya :

-Kebersihan kulit yg akan dipasang henna.
Minyak, lotion, sun block, dan keringat menjadi hambatan yang akan mencegah henna menghasilkan warna gelap yg maximum.

-Bagian tubuh yg di pasang henna.
Warna di bagian tubuh yg berkulit tebal akan lebih baik dari bagian yg berkulit tipis. Biasanya telapak tangan dan tumit adalah bagian terbaik, semakin jauh dari area tersebut maka warna yg dihasilkan semakin terang.

-Berapa lama henna paste dibiarkan di kulit.
Semakin lama semakin baik. Disarankan minimum 4 jam sampai semalaman. Utk mencegah Henna kering dan rontok terlalu cepat dan utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, campur 3 sendok air lemon dan 1 sendok gula, aduk rata, pada saat hampir kering, ambil kapas/tissue/cotton bud celupkan dalam campuran tadi, dan oleskan pada Mehndi/Henna di tangan/kaki. Lakukan 2-3 kali. Hati-hati jangan sampai merusak desain Mehndi/Henna yg dipasang. Bisa juga menggunakan semprotan yg diisi campuran tadi.

-Suhu badan merupakan faktor penting dalam pelepasan zat pewarna henna.
Orang dengan suhu tubuh lebih tiggi akan mendapatkan warna yg lebih bagus. 
Utk menambahkan panas bisa dilakukan dengan membungkus area yg dipasang henna dengan kertas tissue toilet.

-Bagaimana melepaskan henna yg sudah kering.
Jangan gunakan air utk melepaskan henna yg sudah kering. Bisa di kerik dan dibantu henna oil atau oilve oil. 

-Bagaimana perawatan setelah henna di lepas.
Hindari bersentuhan dengan air selama mungkin. Juga hindari semua bahan yg bisa mengelupaskan sel kulit spt chlorinated water, salt water, cleaners, face wash, smoothing lotions.


Tumbuhan Henna Tumbuh dengan Subur


Henna will only grow where the minimum temperature is above 60 F or 11 C. 
Henna is a small tree and has to grow for 5 years to mature and produce leaves with useful levels of tannin. 


ID--Henna hanya bisa tumbuh di daerah dengan minimum temperature diatas 60 F atau 11 C.
Henna berpohon kecil dan butuh waktu 5 tahun utk mencapai kematangan dan memproduksi daun dengan tingkat pewarnaan yg bagus.


Therefore, for henna to grow outdoors unsheltered, the temperature must stay above 60F for many years.
Henna grows better in arid regions than wet regions. 
Henna produces higher levels of tannins where the maximum temperature is very high. 
Henna produces higher levels of tannins in very arid climages than in moist climates.


ID--Karenanya, henna harus tumbuh di luar ruangan tanpa pelindung, temperature harus berada diatas 60 F selama bertahun-tahun.
Henna tumbuh dengan lebih baik di daerah kering dibanding daerah basah.
Henna memproduksi level pewarnaan yg lebih tinggi dimana temperatur maximum sangat tinggi.
Henna memproduksi level pewarnaan yg lebih tinggi di cuaca yg kering daripada di cuaca yg lembab.


The hottest, dryest regions have henna with the highest levels of tannin that make the darkest stains. Henna from these areas can be dried, powdered, and sold. 
If henna is from a moist region, the henna is good for use fresh, but is not good for use dried and powdered, because of the lower tannin levels.


ID--Di daerah terpanas dan terkering, pohon henna akan memproduksi level warna yg membuat warna noda henna paling gelap. Henna dari daerah spt itu bisa dikeringkan, dibuat bubuk dan dijual. 
Henna yg berasal dari daerah lembab, baiknya digunakan segar, dan tidak bagus jika dikeringkan dan dibuat bubuk, karena rendahnya level pewarnaan.

Silahkan lihat gambar peta, klik utk memperbesar gambar.


Sumber : 
http://www.hennapage.com

*sumber dari www.Hennaclubindonesia.Blogspot.in

Menstruasi dan Henna: Polusi dan Pemurnian




Menstruasi dan Henna: Polusi dan Pemurnian (Part 1)

Peran Henna dalam Tradisi Islam Mengenai Reproduksi Darah 

By
Catherine Cartwright Jones, Kent State University
Translate by Mufty

Dalam Islam tradisional, wanita menstruasi dianggap rentan, lemah, dan tercemar, sehingga dia tidak bisa berdoa, berpuasa, atau melakukan hubungan intim. Darah haid adalah najis, tercemar, haram, sangat kotor, seperti semua cairan darah, kotoran, dan reproduksi. Tradisi Islam menekankan bahwa Allah menghargai orang-orang yang bersih dan murni, sedangkan jin jahat, predator roh-roh jahat, tidak jijik oleh kotoran, darah dan kerusakan, dan bahkan mungkin akan menarik. Dalam beberapa tradisi Islam jin diyakini sangat tertarik dengan darah menstruasi. 


Untuk orang yang mempercayai siapa saja yang melihat atau menyentuh darah menstruasi adalah ritual murni dan rentan terhadap roh-roh jahat, dan dengan konsekuensi dapat diikuti oleh makhluk jahat. Menyiram dengan air dan menggosok secara menyeluruh adalah salah satu cara mengembalikan kemurnian dari seorang wanita pada akhir siklus menstruasi atau aliran darah lainnya, mereproduksi sehingga dia bisa melanjutkan shalat, puasa dan hubungan, dan menghilangkan jin jahat. Ketika dia mandi, dia juga diterapkan henna ke tangan, kaki dan rambut. Henna akan menimbulkan noda pada kulitnya, rambut yang berubah warna dari hitam menjadi merah darah, dan tetap terlihat selama beberapa minggu, menunjukkan bahwa ia memiliki tubuh dimurnikan, layak di mata Tuhan dan suaminya, dan dijauhkan dari jin berbahaya


Teks-teks suci Islam, Quran dan Hadis, mengatur keyakinan tentang jin, menstruasi dan pacar, tetapi interpretasi dan praktek keyakinan selalu disaring melalui tradisi lokal. Perempuan di seluruh dunia Muslim menggunakan henna, dan dibersihkan setelah menstruasi, karena direkomendasikan oleh Nabi Muhammad SAW. Berbagai sekte dan suku memiliki pacar yang berbeda dan teknik pembersihan, simbol visual, eksorsisme, dan ritual yang mencerminkan budaya lokal. Henna adalah sering bagian dari ghusl postmenstrual, mandi pemurnian, diterapkan dalam pola dan teknik yang berbeda-beda sesuai dengan selera lokal.



Islam tidak menciptakan konsep-konsep tentang darah reproduksi dan henna, Islam menyesuaikan sudah ada tradisi Semit. Tabu menstruasi Islam didasarkan pada konsep polusi dan kerentanan terhadap kemurnian dan kekuatan. Menstruasi perempuan yang rentan terhadap jin dan Evil Eye, tak tertahankan tertarik pada darah, darah khususnya reproduksi. Kekuatan-kekuatan jahat yang disebabkan fitnah, atau gangguan, yang dimanifestasikan sebagai penyakit, perilaku yang tidak pantas, dan tragedi. 


Henna mengandung barakah, atau berkat, yang melindungi pemakainya dari kemalangan. Wanita menggunakan henna dan pola pelindung digambar dengan henna untuk memurnikan tubuh mereka, untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut, dan melindungi jiwa dan pikiran mereka dari serangan roh-roh jahat. Perempuan dinegosiasikan kerentanan mereka menstruasi dan reproduksi melalui henna, memakai simbol-simbol yang terlihat untuk menunjukkan bahwa mereka murni, kuat, berdiri spiritual yang baik, serta kesehatan emosional dan fisik.


Mode Barat dan kosmetik berubah henna menggunakan pola dalam abad ke-20. Afrika Utara dan Timur Tengah sekarang sering lebih memilih kenyamanan dan gaya cat kuku komersial dan lotion untuk pacar. Meskipun ada tradisi pacar berkembang di Mauritania dan Sudan, banyak perempuan Muslim kontemporer lebih memilih untuk mengenakan pakaian jilbab dan sederhana untuk mengekspresikan kemurnian mereka, dan menghindari henna karena tampaknya kuno dan pedesaan, atau terlalu banyak seperti tato.



Henna
Henna adalah kata bahasa untuk tanaman Lawsonia Inermis, pasta yang terbuat dari daun henna bubuk, dan seni tubuh dibuat dengan pasta henna. Henna mengandung pewarna, Lawsone, atau asam hennotannic, 2-hidroksi-1,4-naftoquinon, bahwa kulit noda, kuku dan rambut darah merah-gelap. Crushing henna segar atau kering daun dengan jus lemon atau cairan asam lainnya membuat pasta henna. Pasta henna diterapkan pada kulit, kuku atau rambut. Ketika pasta henna dibiarkan selama beberapa jam, keratin dan kolagen menjadi benar-benar jenuh, dengan Lawsone. Ketika pasta akan dihapus, suatu sisa noda oranye. Ini menggelapkan noda sampai dalam coklat kemerahan lebih dari 48 jam.

Seorang seniman henna yang terampil dapat membuat pola kompleks dengan warna teduh, dan hasilnya dapat terlihat seperti renda gelap. Ketika pasta yang tersisa lebih lama, dan dalam kondisi panas, seperti di bath awomen, atau hammam, noda yang lebih gelap, dan mempertahankan warna hidup mereka lagi. Henna biasanya berlangsung sekitar tiga minggu noda. Ketika pacar diterapkan pada akhir menstruasi, noda umumnya berwarna cerah melalui periode waktu ovulasi, dan memudar untuk menghilang dengan timbulnya siklus menstruasi berikutnya. Sebagai mengelupas kulit dan melahirkan kembali, yang terkelupas sel pacar bernoda, sehingga pola pacar menghilang dalam waktu sekitar 3 minggu. Seperti rambut dan kuku tumbuh, akar undyed menunjukkan.


Afrika Utara dan Timur Tengah wanita bernoda dan dihiasi tangan, kaki, kuku, dan rambut dengan pacar ketika mereka mengunjungi hamam, mandi tradisional perempuan publik. Mandi ini diperlukan pada akhir siklus menstruasi mereka, meskipun baik-to-do perempuan pergi lebih sering. Henna yang paling sering diterapkan pada ujung jari dan kuku, pewarnaan mereka merah atau warna karat menjadi hitam dekat. Henna juga diterapkan pada kaki dan telapak kaki, dalam pola yang menyerupai sandal.



Menerapkan henna ke ujung jari dan kuku dicegah kutikula dari membelah, dan memperkuat kuku untuk pekerjaan perempuan desa yang kasar. Menerapkan henna sol terus tumit dari luka retak dan lega dan lecet dari sandal kasar atau tanah berbatu. Wanita percaya pacar dimurnikan mereka dan melindungi mereka dari penyakit.

Mungkin ada beberapa dasar medis untuk keyakinan ini, karena beberapa studi telah menunjukkan henna menghalangi beberapa pertumbuhan bakteri dan jamur, dan mungkin memiliki efek analgesik lokal. Dalam banyak komunitas, henna digunakan untuk mencegah roh jahat dan Evil Eye. Ketika seorang wanita merasa rentan, atau percaya seseorang telah melemparkan Evil Eye pada dirinya, ia bisa menyewa seorang spesialis pola pacar kompleks pada kulitnya di sebuah pesta pacar.

MAKNA DIBALIK RITUAL INNAI (DAUN PACAR/HENNA/MEHNDI) PADA PERNIKAHAN TRADISIONAL DI INDONESIA



        Daun pacar atau Inai dan bahkan ada yang menyebutnya dengan Henna, adalah tumbuhan yang biasa digunakan kaum wanita untuk menghias kuku.
Sudah sejak jaman dulu, wanita di Semenanjung Medeterania, Melayu dan juga Indonesia menggunakan daun tersebut untuk mewarnai kuku agar terlihat cantik.
Selain untuk mewarnai tangan dan kaki, daun inai juga berguna untuk mengobati luka ringan seperti kulit tergores dan sebagainya.

Sebagian besar prosesi pernikahan tradisional di beberapa daerah yang ada di Indonesia memasukan ritual pemakaian daun pacar sebagai salah satu ritual pernikahan. Masing-masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri untuk ritual tersebut, meski di masa sekarang ritual ini dianggap oleh sebagian kalangan masyaarakat Indonesia sebagai pelengkap prosesi pernikahan suatu adat semata. Apa saja makna dan arti dari ritual memakai inai atau daun pacar tersebut?



Malam Bohgaca dari Aceh
Arti dari Malam Bohgaca adalah Malam Berinai (mengenakan pacar atau inai) dan dilakukan sebelum akad nikah dilangsungkan. Daun pacar/ inai melambangkan isteri sebagai obat pelipur lara sekaligus sebagai perhiasan rumah tangga. Daun pacar yang sudah di lepas dari tangkainya, ditempatkan dalam piring besar kemudian ditumbuk. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.


Malam Bainai dari Minangkabau
Malam Bainai di Minangkabau adalah malam seribu harapan, seribu doa bagi kebahagiaan rumah tangga anak daro yang akan melangsungkan pernikahan esok harinya. Tumbukkan daun inai atau daun pacar, di torehkan pada kuku calon mempelai oleh orang tua, ninik mamak, saudara, handaitaulan dan orang-orang terkasih lainnya.


Berinai dari Riau
Pada malam hari sebelum upacara pernikahan dilakukan, maka diadakan pemakaian daun inai pada kedua mempelai. Tujuan upacara ini adalah untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya, memunculkan aura dan cahaya calon pengantin dan memunculkan wibawa pengantin pria.


Berpacar dari Palembang
Upacara berpacar adalah mewarnai seluruh kuku tangan dan kaki, juga telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit menggunakan daun pacar atau inai. Kesan merah pada pacar berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus, dan daun pacar sendiri dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk memberi kesuburan bagi pengantin perempuan.


Pasang Pacar dari Lampung
Acara Pasang Pacar biasanya dilakukan satu hari, usai acara Betanges (mandi uap) dan Berparas (menghilangkan bulu-bulu halus & membentuk alis agar sang gadis terlihat cantik menarik). Hal ini juga akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk cintok pada dahi dan pelipis calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan dengan acara Pasang Pacar (inai) pada kuku-kuku agar penampilan calon pengantin semakin menarik pada keesokan harinya.


Malem Pacar dari Betawi
Acara Malem Pacar dilakukan usai Prosesi Ngerik atau mencukur bulu kalong dan membuatkan centung pada rambut di kedua sisi pipi di depan telinga. Acara Malem Pacar adalah malam mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan pacar.


Akkorotigi/Mapacci dari Bugis-Makassar
Upacara ini merupakan ritual pemakaian daun pacar ke tangan si calon mempelai. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Menjelang pernikahan biasanya diadakan malam pacar atau Wenni Mappaci (Bugis) atau Akkorontigi (Makassar) yang artinya malam mensucikan diri dengan meletakan tumbukan daun pacar ke tangan calon mempelai. Orang-orang yang diminta meletakan daun pacar adalah orang-orang yang punya kedudukan sosial yang baik serta memiliki rumah tangga langgeng dan bahagia. Malam Mappaci dilakukan menjelang upacara pernikahan dan diadakan di rumah masing-masing calon mempelai.




Sumber :
 http://www.bidakaraweddingexpo.com/pernikahan-melayu-makna-dibalik-ritual-inai-daun-pacar/

Hukum Berhias Dgn Henna/Menhdi/Innai Dlm Islam



           Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata : 
“Tidak apa-apa berhias dengan memakai inai, terlebih lagi bila si wanita telah bersuami dimana ia berhias untuk­­­­ suaminya. Adapun wanita yang masih gadis, maka hal ini mubah (dibolehkan) baginya, namun jangan menampakkannya kepada lelaki yang bukan mahramnya karena hal itu termasuk perhiasan. Banyak pertanyaan yang datang dari para wanita tentang memakai inai ini pada rambut, dua tangan atau dua kaki ketika sedang haidh. Jawabannya adalah hal ini tidak apa-apa karena inai sebagaimana diketahui bila diletakkan pada bagian tubuh yang ingin dihias akan meninggalkan bekas warna dan warna ini tidaklah menghalangi tersampaikannya air ke kulit, tidak seperti anggapan keliru sebagian orang. Apabila si wanita yang memakai inai tersebut membasuhnya pada kali pertama saja akan hilang apa yang menempel dari inai tersebut dan yang tertinggal hanya warnanya saja, maka ini tidak apa-apa.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, 4/288).

SUMBER : Majalah Asy-Syari’ah No.07/I/1425 H/2004 /halaman75

Dikutip dari :http://kaahil.wordpress.com/


=====================================================================

Temporary and permanent tattoos – types and rulings

Question :--------------------------------------------------------------------------------------
Having a permanent tattoo is islamically haram because it harms the body. Instead of it we can use henna but its problem is that it is not accurately drawn mostly, and it also stays for long time. Now there is a new type of tattoo known as “sticking tattoo” used instead of the permanent tattoo and henna. It is to be used for one night and it can be easily and immediately removed leaving no signs behind. What is the ruling on this new type of tattoo?. 

Answer :----------------------------------------------------------------------------------------
Praise be to Allaah.

Firstly: 
There is a difference between permanent adornment which changes the colour or shape of part of the body, and temporary adornment. The former is haraam and is changing the creation of Allaah, and the latter is permissible. 

Tattooing means changing the colour of the skin, by interesting a needle in the skin until blood flows, then injecting kohl or something else into that place so that the skin takes on a colour other than that which Allaah created.

Dyeing with henna and the like does not come under this heading. It does not change the colour of the skin, rather it is drawing and decoration and colours that disappear after a while. 
Allaah has permitted women to adorn themselves in this manner on condition that the drawings do not represent animate beings such as humans or animals, and that she does not show this adornment before non-mahram men. 

There are three types of permanent tattoos in general, all of which come under the same ruling, which is that it is haraam. These types are: 

1 – The ancient traditional manner, which is what we mentioned above, where a needle is inserted into the skin and blood is made to flow, then the place is filled with kohl or some other dye. 

Al-Nawawi (may Allaah have mercy on him) said: 
Waashimah refers to the one who does tattoos (washm), which means inserting a needle or the like in the back of the hand, wrist or lip, or elsewhere on the woman’s body until the blood flows, then that place is filled with kohl and it turns blue. That may be done with circles and decorations, and it may be a lot or a little. The woman who does this is called waashimah and the one to whom it is done is called mawshoomah, and if she asks for that to be done she is called mustawshimah. This is haraam for the one who does it and the one to whom it is done by her choice and at her request. End quote. 
Sharh al-Nawawi ‘ala Muslim (14/106). 
For the evidence and the comments of the scholars on this issue please see the answer to question no. 2119. 

2 – Using chemicals or doing a surgical procedure to change the colour of the entire skin or part of it. 

Shaykh Muhammad ibn Saalih al-‘Uthaymeen (may Allaah have mercy on him) was asked: 
Some people – especially women – use some chemical substances and natural herbs to change the colour of the skin, so that after using these chemicals and natural herbs for a while, dark skin becomes white and so on. Are there any shar’i reservations concerning this? Please note that some husbands order their wives to use these chemicals or herbs on the basis that the wife has to adorn herself for her husband. 

He replied: 
If this change is permanent then it is haraam and is a major sin, because it is a worse change in the creation of Allaah than tattooing. It is proven that the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) cursed the women who does hair extensions and the woman who has that done, and the woman who does tattoos and the woman who has them done. In al-Saheehayn it is narrated that ‘Abd-Allaah ibn Mas’ood (may Allaah be pleased with him) said: May Allaah curse the women who do tattoos and the women who have them done, and the women who pluck eyebrows and the women who have that done, and the women who file their teeth for the purpose of beautification, those who change the creation of Allaah. And he said: Why should I not curse those whom the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) cursed? 

The one who does hair extensions means the one who has short hair, and she adds something to it, whether it is hair or something that resembles hair. 

The one who asks for hair extensions to be done is the one who asks for that to be added to her hair. 

The woman who does tattoos is the one who puts the tattoo on the skin by inserting a needle and the like, then fills that place with kohl or something similar which changes the colour of the skin. 

The woman who asks for tattoos to be done is the one who asks someone to do a tattoo for her. 

The woman who plucks eyebrows means the one who plucks hair from the face, from the eyebrows or elsewhere, for herself or for someone else. 

The woman who asks for that to be done is the one who asks for her eyebrows to be plucked. 

The woman who files her teeth is the one who asks someone to file her teeth so as to widen the gaps between them. All of these things are changing the creation of Allaah. 
What is mentioned in the question is worse in terms of changing the creation of Allaah than that which is mentioned in the hadeeth. End quote. 

Majmoo’ Fataawa al-Shaykh Ibn ‘Uthaymeen (17/ answer to question no. 4). 

See the answer to question no. 2895 for more information on this topic. 

3 – Temporary tattoos which may last for up to a year. 

Shaykh ‘Abd-Allaah ibn Jibreen (may Allaah preserve him) was asked: 
Recently there has appeared a new way of using kohl and outlining the lips by using a temporary tattoo which lasts for six months or a year, instead of using regular kohl and lip outliner pencils. What is the ruling on that? 

He replied: 
That is not permissible because it comes under the heading of tattooing, and the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) cursed the women who does tattoos and the woman who asks for that to be done. This outlining of the lips and eyes remains for a year or half a year, then it is done again when it fades and remains for a similar length of time, so it is similar to the tattooing that is haraam. 

The basic principle is that kohl is a remedy for the eyes, and its colour is black or grey; it is applied to the lashes and eyelids when there is a disorder in the eye, or in order to protect the eye from disease, and it may be a beauty and adornment for women, as a permissible kind of adornment. As for outlining the lips with a temporary tattoo, I think that it is not permissible, and women should keep away from doubtful matters. 

And Allaah knows best. May Allaah send blessings and peace upon Muhammad and his family and companions. End quote from a fatwa on which is his signature. 


Secondly: 

What we think with regard to temporary tattoos is that they come under the same ruling as dyeing with henna, if they are done in the manner mentioned in the question and not in the way that is forbidden.

This permissibility is subject to several conditions: 
1- That the drawing should be temporary and will disappear, and not permanent
2- She should not put any drawings of animate beings
3- She should not appear with that adornment before non-mahram men
4- Those colours and dyes should not be harmful to the skin
5- There should be no resemblance to immoral or kaafir women
6- She should not put any drawings of symbols that venerate deviant religions, corrupt beliefs or misguided ways
7- If it is done by someone else, it should be another woman and it should not be put on any place that is ‘awrah. 

If these conditions are met, we do not see any reason why she should not adorn herself with it. 

Al-San’aani (may Allaah have mercy on him) said: 
Some ahaadeeth give the reason for tattooing being haraam as being because it is changing the creation of Allaah, but it is not said that dyeing with henna and the like comes under this heading, and even if it does come under this heading, it is exempted according to scholarly consensus and because it happened at the time of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him). 

Subul al-Salaam (1/150). 
Shaykh Muhammad ibn Saalih al-‘Uthaymeen (may Allaah have mercy on him) was asked: 
It has become common among people – especially women – to use some chemicals and natural herbs that change the colour of the skin … we have quoted the question above. 

He replied: 
What is mentioned in the question is worse in terms of changing the creation of Allaah that that which is mentioned in the hadeeth. 

But if the change is not permanent, such as henna and the like, there is nothing wrong with it, because it will disappear, so it is like kohl, blusher and lipstick. What must be avoided is that which changes the creation of Allaah and this warning should be spread among the ummah so that the evil will not spread and become difficult to change. End quote. 

Majmoo’ Fataawa al-Shaykh Ibn ‘Uthaymeen (17/answer to question no. 4). 
We have quoted the Shaykh as saying in his fatwa that it is permissible so long as the drawings do not include images of animate beings. See the answer to question no. 8904. 

Some doctors have warned about the medical harm that is caused by these temporary tattoos. 
It says in the Saudi newspaper al-Yawm: 
Temporary tattoos are increasingly popular among girls of various ages, especially on Eids and during school holidays. 

Dr Usaamah Baghdadi, a specialist in skin diseases, has warned against getting carried away with these stickers which lead to disfigurement of the body and lead to many skin diseases in accordance with the amount of glue that is used, which may pass through the skin and enter the bloodstream, and the chemicals used for colouring also have a negative effect on overall health. End quote. 

Issue no. 11,159, thirty-ninth year, Saturday 11/11/1424 AH -- 3/1/2004 CE. 
If it is proven that this method is harmful and that it leads to skin diseases or other kinds of sickness, then it is forbidden according to sharee’ah, because the Muslim may not do anything that will harm himself or others. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: “There should be neither harming nor reciprocating harm.” Narrated by Ibn Majaah (784); classed as saheeh by al-Albaani in Irwa’ al-Ghaleel. 

And Allaah knows best.


Source : http://islamqa.info/en/ref/99629